Jumat, 21 Desember 2012

jenis-jenis proposisi


Proposisi dipandang dari empat kriteria, yaitu berdasarkan bentuknya, berdasarkan sifatnya, berdasarkan kualitasnya, dan kuantitasnya.

1. Berdasarkan bentuknya, proposisi dapat dibagi atas proposisi tunggal dan proposisi majemuk.
a. Proposisi tunggal adalah proposisi yang hanya mengandung satu pernyataan.

Contoh:
Semua petani harus bekerja keras.
Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
b. Proposisi majemuk adalah proposisi yang mengandung lebih dari satu pernyataan.
Contoh:
Semua petani harus bekerja keras dan hemat.

Proposisi majemuk ini sebenarnya terdiri atas dua proposisi, yaitu
Semua petani harus bekerja keras.
Dan
Semua petani harus hemat.

2. Berdasarkan sifatnya, proposisi dapat dibagi atas proposisi kategorial dan proposisi kondisional.
Dalam proposisi kategorial, hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan tanpa syarat.
Contoh:
Semua bemo beroda tiga.
Sebagian binatang tidak berekor.

Dalam proposisi kondisional, hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan suatu syarat tertentu. Syarat itu harus dipenuhi dan diingat sebelum peritiwa dapat berlangsung.
Contoh:
Jika air tidak ada, manusia akan kehausan.
Proposisi ini terbagi atas dua bagian, yaitu bagian sebab dan bagian akibat. Dalam proposisi jika tidak ada air, manusia akan kehausan unsur sebab ialah jika air tidak ada dan unsur akibat ialah manusia akan kehausan, unsur sebab disebut antesenden dan unsur akibat disebut konsekuen. Antesenden sebuah proposisi harus selalu mendahului konsekuen. Kalau urutannya dibalik, kalimat itu bukanlah proposisi. Proposisi kondisional seperti di atas disebut proposisi kondidional hipotesis. Disamping itu, ada pula proposisi kondisional disjungtif. Proposisi kondisional disjungtif ini mengemukakan suatu alternatif atau pilihan.
Contoh:
Amir Hamzah adalah seorang sastrawan dan pahlawan.

3. Berdasarkan kualitasnya, proposisi dapat dibagi atas proposisi positif (afirmatif) dan proposisi negatif. Proposisi (arifmatik) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh:
Semua dokter adalah orang pintar.
Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
Proposisi negatif adalah proposisi yang menyatakan bahwa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan. Dengan kata lain, proposisi negatif meniadakan hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh:
Semua harimau bukanlah singa.
Sebagian orang jompo tidaklah pelupa.

Dalam proposisi kondisional hipotesis, pokok persoalan terletak pada unsur konsekuennya. Kalau konsekuennya positif, proposisi itu juga positif (arifmatif). Kalau konsekuennya negatif, proposisi itu juga negatif. Unsur antesenden tidak memberi pengaruh pada kualitas proposisi.
Contoh:
Jika hari panas, petani tidaklah bekerja. (negatif)
Jika hari tidak panas, petani menjadi senang. (positif, arifmatik)

4. Berdasarkan kuantitasnya, proposisi dapat dibagi atas proposisi universal (umum) dan proposisi khusus.
a. Pada proposisi universal (umum), predikat proposisi membenarkan atau, mengingkari seluruh subjeknya.
Contoh:
Semua dokter adalah orang pintar.
Tidak seorang dokter pun adalah orang yang tak pintar.
Semua gajah bukanlah kera.
Tidak seekor gajah pun adalah kera.

Kata-kata yang dapat membantu menciptakan proposisi universal ini ialah:
Universal afirmatif : semua, setiap, tiap, masing-masing, apapun.
Universal negatif : tidak satu pun, tak seorang pun.
b. Pada proposisi khusus, predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
Tidak semua mahasiswa gemar menyanyi.
Sebagian pulau jawa adalah jawa barat.

Kata-kata yang dapat membantu menciptakan proposisi khusus ialah kata sebagian, sebahagian, banyak, beberapa, sering, kadang-kadang, dalam keadaan tertentu.

Tidak ada komentar: